Minggu, 31 Maret 2024

Contoh Dokumen Daftar Persyaratan Keselamatan Kontraktor

Daftar Persyaratan Keselamatan Kontraktor


Tanggal: [Tanggal Penetapan Persyaratan]

1. Persyaratan Umum

  1. Kontraktor harus memiliki izin usaha yang sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  2. Kontraktor harus memiliki asuransi kecelakaan kerja yang mencakup semua pekerja dan karyawan yang terlibat di lokasi proyek.
  3. Kontraktor harus menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan cukup untuk semua pekerja.
  4. Kontraktor harus memiliki dokumen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang terkini dan lengkap.

2. Persyaratan Pekerjaan dan Aktivitas

  1. Pekerjaan di ketinggian harus dilengkapi dengan pengaman jaring atau alat pengaman yang sesuai.
  2. Penggunaan bahan kimia harus dilakukan sesuai dengan standar K3 yang berlaku dan dengan penggunaan APD yang tepat.
  3. Pekerjaan yang melibatkan mesin dan peralatan harus dilakukan oleh pekerja yang terlatih dan memiliki sertifikasi sesuai dengan tugasnya.

3. Persyaratan Pelatihan

  1. Kontraktor harus memberikan pelatihan K3 kepada semua pekerja sebelum memulai pekerjaan.
  2. Pelatihan K3 harus mencakup penggunaan APD, prosedur evakuasi darurat, dan identifikasi bahaya di lingkungan kerja.

4. Persyaratan Pelaporan dan Penyelidikan

  1. Kontraktor harus melaporkan setiap insiden kecelakaan atau kejadian darurat kepada pihak yang berwenang dan menyelidiki penyebabnya.
  2. Kontraktor harus memiliki prosedur pelaporan insiden dan pelaksanaan tindakan korektif yang efektif.

5. Persyaratan Audit dan Pemantauan

  1. Kontraktor harus bersedia untuk diaudit oleh pihak yang berwenang terkait dengan kepatuhan terhadap persyaratan K3.
  2. Kontraktor harus melakukan pemantauan rutin terhadap pelaksanaan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek.

6. Penalti dan Sanksi

  1. Pelanggaran terhadap persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  2. Kontraktor yang tidak memenuhi persyaratan K3 dapat diberhentikan dari proyek tanpa ganti rugi.


Disusun oleh:

[Nama Penanggung Jawab Keselamatan Kontraktor] [Tanda Tangan] [Tanggal]

Contoh Dokumen Formulir Evaluasi Risiko Kontraktor

Formulir Evaluasi Risiko Kontraktor

Tanggal: [Tanggal Evaluasi]

Nama Kontraktor: [Nama Kontraktor]

1. Informasi Umum

  1. Proyek/Unit Kerja: [Nama Proyek/Unit Kerja]
  2. Lokasi Proyek: [Lokasi Proyek]
  3. Tanggal Mulai Kontrak: [Tanggal Mulai Kontrak]
  4. Tanggal Berakhir Kontrak: [Tanggal Berakhir Kontrak]

2. Identifikasi Risiko

No. Kategori Risiko Kemungkinan (Skala 1-5) Dampak (Skala 1-5) Tingkat Risiko (Kemungkinan x Dampak)
1 Kecelakaan Kerja [Skala Kemungkinan] [Skala Dampak] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Dampak]
2 Keterlambatan Proyek [Skala Kemungkinan] [Skala Dampak] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Dampak]
3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) [Skala Kemungkinan] [Skala Dampak] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Dampak]
4 Kerugian Finansial [Skala Kemungkinan] [Skala Dampak] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Dampak]
5 Kualitas Pekerjaan [Skala Kemungkinan] [Skala Dampak] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Dampak]


3. Evaluasi Risiko

  1. Tingkat Risiko Berdasarkan Hasil Evaluasi:

    • Sangat Rendah
    • Rendah
    • Sedang
    • Tinggi
    • Sangat Tinggi
  2. Keterangan Tambahan: [Catatan atau keterangan tambahan tentang tingkat risiko]

4. Tindakan Pencegahan/Pengendalian

  1. Tindakan yang Sudah Dilakukan: [Tuliskan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengurangi risiko]
  2. Tindakan yang Akan Dilakukan: [Tuliskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi risiko]

5. Evaluasi Kemajuan Tindak Lanjut

No. Tindak Lanjut Status Tanggal Penyelesaian
1 Pelatihan K3 untuk Kontraktor Selesai [Tanggal Selesai]
2 Pemantauan Kinerja Kontraktor Sedang [Tanggal Selesai]
3 Audit K3 Periodik untuk Kontraktor Belum Dimulai -
4 Revisi Kontrak terkait K3 Mulai Dilakukan [Tanggal Selesai]
5 Evaluasi Kualifikasi Kontraktor Belum Dimulai -


Disusun oleh:

[Nama Penanggung Jawab Evaluasi Risiko Kontraktor] [Tanda Tangan] [Tanggal]

Contoh Dokumen Laporan Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Laporan Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tanggal Audit: [Tanggal Audit]

1. Informasi Umum

  1. Nama Perusahaan: [Nama Perusahaan]
  2. Lokasi Audit: [Lokasi Tempat Audit]
  3. Penanggung Jawab Audit: [Nama Penanggung Jawab Audit]
  4. Waktu Audit: [Waktu Mulai - Waktu Selesai]
  5. Tim Auditor:
    • [Nama Auditor 1]
    • [Nama Auditor 2]
    • [Nama Auditor 3]

2. Tujuan Audit

Tujuan dari audit ini adalah untuk mengevaluasi dan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku serta untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dan tindak lanjut.

3. Rangkuman Temuan Audit

No. Temuan Audit Tingkat Keparahan Rekomendasi Tindak Lanjut
1 Kebijakan K3 Tidak Terdokumentasi Tinggi Penyusunan Kebijakan K3 yang Jelas dan Terverifikasi
2 Kurangnya Pelatihan K3 Sedang Pelaksanaan Pelatihan K3 Rutin untuk Seluruh Karyawan
3 Alat Pelindung Diri (APD) Tidak Lengkap Tinggi Penyediaan APD Sesuai dengan Kebutuhan Setiap Pekerjaan
4 Prosedur Evakuasi Kurang Jelas Sedang Revisi dan Penyampaian Ulang Prosedur Evakuasi K3
5 Penyimpanan Bahan Kimia Kurang Aman Tinggi Peningkatan Penyimpanan Bahan Kimia sesuai Standar K3

 

4. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

  1. Penyusunan Kebijakan K3 yang Jelas dan Terverifikasi.
  2. Pelaksanaan Pelatihan K3 Rutin untuk Seluruh Karyawan.
  3. Penyediaan APD Sesuai dengan Kebutuhan Setiap Pekerjaan.
  4. Revisi dan Penyampaian Ulang Prosedur Evakuasi K3.
  5. Peningkatan Penyimpanan Bahan Kimia sesuai Standar K3.

5. Evaluasi Kemajuan Tindak Lanjut

No. Tindak Lanjut Status Tanggal Penyelesaian
1 Penyusunan Kebijakan K3 Sedang [Tanggal Selesai]
2 Pelaksanaan Pelatihan K3 Belum Dimulai -
3 Penyediaan APD Sedang [Tanggal Selesai]
4 Revisi dan Penyampaian Ulang Prosedur Mulai Dilakukan [Tanggal Selesai]
5 Peningkatan Penyimpanan Bahan Kimia Belum Dimulai -


Disusun oleh:

[Nama Penanggung Jawab Laporan Audit] [Tanda Tangan] [Tanggal]

Contoh Dokumen Formulir Identifikasi Risiko

Formulir Identifikasi Risiko

Tanggal: [Tanggal Evaluasi]

Nama Proyek/Unit Kerja: [Nama Proyek/Unit Kerja]

1. Informasi Umum

  1. Nama Penilai: [Nama Penilai]
  2. Jabatan/Posisi: [Jabatan/Posisi Penilai]
  3. Tanggal Evaluasi: [Tanggal Evaluasi]
  4. Waktu Evaluasi: [Waktu Evaluasi]
  5. Lokasi Evaluasi: [Lokasi Evaluasi]

2. Deskripsi Pekerjaan/Aktivitas

  1. Pekerjaan/Aktivitas: [Deskripsi singkat pekerjaan/aktivitas yang dievaluasi]
  2. Penjelasan Tambahan: [Informasi tambahan yang relevan tentang pekerjaan/aktivitas]

3. Identifikasi Bahaya

No. Bahaya Potensial Kemungkinan (1-5) Keparahan (1-5) Tingkat Risiko (Kemungkinan x Keparahan)
1 Kecelakaan Mesin [Skala Kemungkinan] [Skala Keparahan] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Keparahan]
2 Paparan Bahan Kimia [Skala Kemungkinan] [Skala Keparahan] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Keparahan]
3 Kerja di Ketinggian [Skala Kemungkinan] [Skala Keparahan] [Hasil Perkalian Kemungkinan x Keparahan]
... ... ... ... ...


4. Evaluasi Risiko

  1. Tingkat Risiko Berdasarkan Hasil Evaluasi:

    • Sangat Rendah
    • Rendah
    • Sedang
    • Tinggi
    • Sangat Tinggi
  2. Keterangan Tambahan: [Catatan atau keterangan tambahan tentang tingkat risiko]

5. Tindakan Pencegahan/Pengendalian

  1. Tindakan yang Sudah Dilakukan: [Tuliskan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengurangi risiko]
  2. Tindakan yang Akan Dilakukan: [Tuliskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi risiko]

Disusun oleh:

[Nama Penanggung Jawab Evaluasi Risiko] [Tanda Tangan] [Tanggal]

Contoh Dokumen Matrix Risiko

Matrix Risiko

Keparahan / Kemungkinan Sangat Rendah (1) Rendah (2) Sedang (3) Tinggi (4) Sangat Tinggi (5)
Sangat Rendah (1) Risiko Sangat Rendah Risiko Rendah Risiko Rendah-Moderat Risiko Moderat-Tinggi Risiko Tinggi
Rendah (2) Risiko Rendah Risiko Rendah-Moderat Risiko Moderat Risiko Moderat-Tinggi Risiko Tinggi
Sedang (3) Risiko Rendah-Moderat Risiko Moderat Risiko Moderat-Tinggi Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
Tinggi (4) Risiko Moderat-Tinggi Risiko Moderat-Tinggi Risiko Tinggi Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
Sangat Tinggi (5) Risiko Tinggi Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi Risiko Sangat Tinggi Risiko Sangat Tinggi

Keterangan:

  • Keparahan: Tingkat keparahan dampak jika risiko terjadi (Skala 1-5).
  • Kemungkinan: Tingkat kemungkinan terjadinya risiko (Skala 1-5).

Interpretasi:

  • Risiko Sangat Rendah: Tindakan pencegahan minimal diperlukan.
  • Risiko Rendah: Tindakan pencegahan biasanya cukup, tetapi evaluasi terus menerus diperlukan.
  • Risiko Rendah-Moderat: Tindakan pencegahan tambahan mungkin diperlukan dan evaluasi berkala diperlukan.
  • Risiko Moderat: Tindakan pencegahan yang lebih intensif diperlukan dan evaluasi berkala diperlukan.
  • Risiko Moderat-Tinggi: Tindakan pencegahan yang signifikan diperlukan segera dan evaluasi berkala sangat diperlukan.
  • Risiko Tinggi: Tindakan pencegahan yang mendesak diperlukan dan evaluasi berkala sangat diperlukan.
  • Risiko Sangat Tinggi: Tindakan pencegahan darurat diperlukan segera dan evaluasi berkala sangat diperlukan.

Contoh Dokumen Daftar Pekerjaan dan Aktivitas

Daftar Pekerjaan dan Aktivitas

Tanggal: [Tanggal Penyusunan Daftar]

Unit Kerja/Proyek: [Nama Unit Kerja/Proyek]

No. Pekerjaan/Aktivitas Deskripsi
1 Pemasangan Kabel Listrik Pemasangan kabel listrik di area produksi.
2 Pengoperasian Mesin Pengoperasian mesin penggilingan dan pemotongan logam.
3 Penggunaan Bahan Kimia Penggunaan bahan kimia untuk proses pengecatan.
4 Pembersihan dan Pemeliharaan Peralatan Pembersihan dan perawatan rutin mesin produksi.
5 Pengangkutan Material Pengangkutan material menggunakan forklift.
6 Pekerjaan Tinggi Pekerjaan di ketinggian seperti perbaikan atap.
7 Pengujian Kualitas Pengujian kualitas produk sebelum pengiriman.
8 Penyimpanan Bahan Penyimpanan bahan baku dan produk jadi di gudang.
9 Pelatihan dan Penyuluhan K3 Pelatihan K3 kepada karyawan baru.
10 Pemeliharaan Kebun Pemangkasan tanaman dan perawatan kebun perusahaan.

Disusun oleh:

[Nama Penanggung Jawab Identifikasi Bahaya] [Tanda Tangan] [Tanggal]

Contoh Dokumen Materi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Materi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Judul Pelatihan: Pemahaman Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja

Tujuan Pelatihan:

  • Memahami konsep dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
  • Mengidentifikasi potensi risiko dan bahaya di lingkungan kerja.
  • Mengetahui langkah-langkah preventif dan responsif dalam menghadapi kecelakaan dan penyakit kerja.

Durasi Pelatihan: 2 jam

Agenda Pelatihan:

  1. Pengantar

    • Definisi K3
    • Pentingnya K3 di Tempat Kerja
    • Tujuan Pelatihan
  2. Identifikasi Risiko dan Bahaya

    • Pengertian Risiko dan Bahaya
    • Jenis-jenis Risiko dan Bahaya di Lingkungan Kerja
    • Contoh-contoh Risiko dan Bahaya pada Pekerjaan
  3. Pencegahan dan Pengendalian Risiko

    • Prinsip-prinsip Pencegahan Risiko
    • Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang Tepat
    • Prosedur Keselamatan saat Melakukan Pekerjaan
  4. Tindakan Responsif

    • Langkah-langkah Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja
    • Prosedur Pelaporan Kecelakaan dan Insiden Kerja
  5. Evaluasi dan Pelatihan Lanjutan

    • Evaluasi Pengetahuan Peserta
    • Saran untuk Pelatihan Lanjutan dan Pengembangan K3

Metode Pelatihan:

  • Presentasi dengan Media Visual (slide presentasi)
  • Diskusi Kelompok
  • Studi Kasus dan Simulasi
  • Pertanyaan dan Jawaban

Instruktur:

  • Nama: [Nama Instruktur]
  • Pengalaman: [Pengalaman dalam bidang K3]

Materi Tambahan:

  • Buku Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • Video Demonstrasi Penggunaan APD
  • Contoh SOP (Standar Operasional Prosedur) Keselamatan Kerja

Contoh Dokumen Formulir Evaluasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Formulir Evaluasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tanggal: [Tanggal Pelatihan]

Nama Pelatihan: [Nama Pelatihan]

1. Informasi Umum:

  • Nama Peserta: [Nama Peserta Pelatihan]
  • Jabatan/Posisi: [Jabatan/Posisi Peserta]
  • Unit Kerja/Bagian: [Unit Kerja/Bagian Peserta]
  • Nama Instruktur: [Nama Instruktur Pelatihan]
  • Durasi Pelatihan: [Durasi Pelatihan dalam Jam]
 

2. Evaluasi Materi Pelatihan

No. Aspek Evaluasi Penilaian (Skala 1-5) Komentar/Tanggapan
1 Kesesuaian Materi dengan Kebutuhan K3 [Nilai] [Komentar Anda]
2 Keterpahaman Materi oleh Peserta [Nilai] [Komentar Anda]
3 Kualitas Penyampaian Materi [Nilai] [Komentar Anda]
4 Relevansi Studi Kasus/Contoh [Nilai] [Komentar Anda]
5 Penggunaan Media Pembelajaran [Nilai] [Komentar Anda]
... ... ... ...


3. Evaluasi Instruktur

No. Aspek Evaluasi Penilaian (Skala 1-5) Komentar/Tanggapan
1 Kemampuan Penyampaian Materi [Nilai] [Komentar Anda]
2 Responsif Terhadap Peserta [Nilai] [Komentar Anda]
3 Keterampilan Komunikasi [Nilai] [Komentar Anda]
4 Penggunaan Metode Pembelajaran [Nilai] [Komentar Anda]
... ... ... ...


4. Evaluasi Umum

  1. Kelebihan Pelatihan: [Tuliskan kelebihan pelatihan K3 ini]
  2. Kekurangan Pelatihan: [Tuliskan kekurangan pelatihan K3 ini]
  3. Saran Perbaikan: [Tuliskan saran untuk perbaikan pelatihan K3 ini]

Disusun oleh:

[Nama Penanggung Jawab Pelatihan] [Tanda Tangan] [Tanggal]

Contoh Dokumen Formulir Identifikasi & Evaluasi Pemenuhan Peraturan Perundangan K3

Formulir Identifikasi & Evaluasi Pemenuhan Peraturan Perundangan K3

1. Informasi Umum

  • Nama Perusahaan:
  • Alamat Perusahaan:
  • Jenis Usaha:
  • Nama Penanggung Jawab K3:
  • Jabatan Penanggung Jawab K3:
  • Tanggal Pengisian:

2. Identifikasi Peraturan Perundangan K3

1. Peraturan Keselamatan Kerja

1.1. Apakah perusahaan telah menerapkan Standar Keselamatan Kerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku?

  • Ya / Tidak
  • Jika tidak, sebutkan alasan:

1.2. Apakah perusahaan telah memiliki program pelatihan keselamatan kerja untuk karyawan?

  • Ya / Tidak
  • Jika ya, sebutkan jenis pelatihan yang telah diselenggarakan:

2. Peraturan Kesehatan Kerja

2.1. Apakah perusahaan telah menerapkan Standar Kesehatan Kerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku?

  • Ya / Tidak
  • Jika tidak, sebutkan alasan:

2.2. Apakah perusahaan telah memiliki program pemeriksaan kesehatan rutin untuk karyawan?

  • Ya / Tidak
  • Jika ya, sebutkan jenis pemeriksaan yang telah dilakukan:

3. Peraturan Perlindungan Lingkungan Kerja

3.1. Apakah perusahaan telah menerapkan Standar Perlindungan Lingkungan Kerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku?

  • Ya / Tidak
  • Jika tidak, sebutkan alasan:

3.2. Apakah perusahaan telah memiliki program pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan yang berlaku?

  • Ya / Tidak
  • Jika ya, sebutkan jenis limbah yang dihasilkan dan cara pengelolaannya:

4. Peraturan Penanggulangan Kebakaran

4.1. Apakah perusahaan telah memiliki rencana darurat penanggulangan kebakaran?

  • Ya / Tidak
  • Jika ya, sebutkan langkah-langkah yang telah diambil:
 

3. Evaluasi Pemenuhan Peraturan

3.1 Tingkat Kepatuhan

Silakan nilai tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan K3:

  • Kepatuhan Terhadap Peraturan Keselamatan Kerja

    • Sangat Baik / Baik / Cukup / Kurang / Sangat Kurang
  •  Kepatuhan Terhadap Peraturan Kesehatan Kerja

    • Sangat Baik / Baik / Cukup / Kurang / Sangat Kurang
  •  Kepatuhan Terhadap Peraturan Perlindungan Lingkungan Kerja

    • Sangat Baik / Baik / Cukup / Kurang / Sangat Kurang
  •  Kepatuhan Terhadap Peraturan Penanggulangan Kebakaran

    • Sangat Baik / Baik / Cukup / Kurang / Sangat Kurang

 3.2 Rekomendasi Perbaikan

Sebutkan rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan peraturan perundangan K3:




Contoh Dokumen Daftar Peralatan Ukur

Daftar Peralatan Ukur

1. Tujuan

Mencatat dan memelihara informasi tentang peralatan ukur yang digunakan dalam kegiatan operasional untuk memastikan keakuratan dan keandalan pengukuran.

2. Tanggung Jawab

  • Departemen Teknik: Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan peralatan ukur.
  • Departemen K3: Bertanggung jawab atas pemantauan keandalan dan keakuratan peralatan ukur.

3. Daftar Peralatan Ukur

No. Nama Peralatan Nomor Seri Tanggal Kalibrasi Terakhir Tanggal Kalibrasi Berikutnya Catatan
1 Mikrometer 123456 01/01/2023 01/01/2024 -
2 Thermometer Digital 789012 15/02/2023 15/02/2024 -
3 Multimeter 345678 10/03/2023 10/03/2024 -
4 Jangka Sorong 901234 05/04/2023 05/04/2024 -


4. Prosedur Kalibrasi

  1. Identifikasi peralatan ukur yang memerlukan kalibrasi.
  2. Jadwalkan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
  3. Lakukan kalibrasi oleh teknisi yang berwenang.
  4. Catat hasil kalibrasi dan tentukan tanggal kalibrasi berikutnya.

5. Referensi

  • Standar Kalibrasi Peralatan Ukur
  • Pedoman Pemeliharaan Peralatan Ukur

6. Catatan Tambahan

Pastikan semua peralatan ukur dikalibrasi secara teratur sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk memastikan pengukuran yang akurat dan konsisten.

Contoh Dokumen Instruksi Penggunaan Peralatan Ukur

Instruksi Penggunaan Peralatan Ukur


1. Tujuan


Memastikan penggunaan peralatan ukur dengan benar dan aman untuk mendukung keakuratan pengukuran dalam aktivitas operasional.

2. Peralatan Ukur yang Dicakup

  • Mikrometer
  • Thermometer Digital
  • Multimeter
  • Jangka Sorong


3. Prosedur Penggunaan

  1. Periksa kondisi fisik peralatan sebelum digunakan untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat memengaruhi hasil pengukuran.
  2. Pastikan peralatan telah dikalibrasi dan memiliki sertifikat kalibrasi yang valid.
  3. Ikuti petunjuk penggunaan yang terdapat pada manual peralatan.
  4. Pastikan lingkungan kerja sesuai dengan persyaratan penggunaan peralatan.
  5. Gunakan peralatan dengan hati-hati dan hindari kekerasan yang dapat merusaknya.
  6. Setelah penggunaan, bersihkan peralatan dan simpan dengan benar sesuai dengan petunjuk manual.


4. Keselamatan dan Kesehatan:

  • Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat menggunakan peralatan ukur.
  • Hindari penggunaan peralatan di lingkungan yang berbahaya atau berisiko.
  • Laporkan segera ke K3 jika ada kerusakan pada peralatan atau kejadian yang dapat memengaruhi keamanan penggunaan.


5. Referensi

  • Manual Pengguna Peralatan Ukur
  • Prosedur Kalibrasi Peralatan Ukur
  • Prosedur Keselamatan Kerja


6. Catatan Tambahan


Pastikan seluruh pengguna peralatan telah diberikan pelatihan dan pemahaman yang cukup tentang prosedur penggunaan dan keselamatan saat menggunakan peralatan ukur.

Jumat, 29 Maret 2024

Contoh Dokumen Prosedur Identifikasi dan Kalibrasi Peralatan Ukur

Prosedur Identifikasi dan Kalibrasi Peralatan Ukur


1. Tujuan

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada karyawan tentang prosedur identifikasi, penggunaan, dan kalibrasi peralatan ukur guna memastikan keakuratan dan keandalan hasil pengukuran di tempat kerja.

2. Lingkup

Prosedur ini berlaku untuk semua peralatan ukur yang digunakan dalam proses produksi, pengujian, atau pengukuran di tempat kerja perusahaan.

3. Definisi

  • Peralatan Ukur
    Peralatan ukur merujuk kepada segala jenis alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur atau memonitor parameter atau kualitas tertentu dalam proses produksi atau pengujian.
  • Identifikasi Peralatan Ukur
    Identifikasi peralatan ukur mencakup proses memberikan label atau penandaan pada peralatan ukur untuk membedakan antara satu peralatan dengan yang lainnya serta mencatat informasi penting seperti nomor seri, tanggal kalibrasi terakhir, dan lainnya.
  • Kalibrasi
    Kalibrasi adalah proses membandingkan hasil pengukuran dari peralatan ukur dengan standar yang diketahui untuk menentukan ketepatan atau akurasi peralatan ukur tersebut. Kalibrasi biasanya dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.


4. Tanggung Jawab

  • Supervisor atau pengawas bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi dan kalibrasi peralatan ukur sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
  • Karyawan yang menggunakan peralatan ukur harus memahami prosedur penggunaan yang benar dan melaporkan setiap masalah atau ketidaksesuaian yang ditemui.


5. Identifikasi Peralatan Ukur

  • Setiap peralatan ukur harus memiliki label identifikasi yang mencakup informasi seperti nama peralatan, nomor seri, tanggal kalibrasi terakhir, dan tanggal berikutnya untuk kalibrasi.
  • Daftar peralatan ukur beserta informasi identifikasi tersebut harus dikelola secara teratur dan tersedia untuk referensi.


6. Penggunaan Peralatan Ukur

  • Karyawan yang menggunakan peralatan ukur harus dilatih tentang cara menggunakan peralatan dengan benar sesuai dengan instruksi penggunaan yang disediakan oleh produsen.
  • Pastikan peralatan ukur disimpan dan digunakan dalam kondisi yang sesuai dengan standar keselamatan dan kualitas.


7. Kalibrasi Peralatan Ukur

  • Peralatan ukur harus dikalibrasi secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, biasanya berdasarkan rekomendasi produsen atau standar industri yang berlaku.
  • Kalibrasi dilakukan oleh teknisi terlatih atau laboratorium kalibrasi yang memiliki keahlian dan peralatan yang sesuai.


8. Catatan Kalibrasi

  • Setiap kali peralatan ukur dikalibrasi, catat hasil kalibrasi, termasuk tanggal kalibrasi, hasil pengukuran yang dicapai, dan tanda tangan teknisi yang melakukan kalibrasi.
  • Catatan kalibrasi harus disimpan dengan baik dan tersedia untuk audit dan evaluasi.


9. Tindak Lanjut

  • Jika selama proses identifikasi atau kalibrasi ditemukan masalah atau ketidaksesuaian, segera lakukan tindakan perbaikan atau penggantian peralatan yang diperlukan.
  • Laporkan hasil identifikasi dan kalibrasi kepada atasan atau manajemen untuk koordinasi tindak lanjut yang diperlukan.


10. Pelatihan

Karyawan yang menggunakan peralatan ukur harus mendapatkan pelatihan yang cukup tentang prosedur identifikasi, penggunaan, dan kalibrasi peralatan ukur.

11. Lampiran

  • Daftar Peralatan Ukur
  • Instruksi Penggunaan Peralatan Ukur
  • Jadwal Kalibrasi
  • Catatan Kalibrasi
  • Contoh Label Identifikasi



Tanda Tangan dan Tanggal

[Disertakan ruang untuk tanda tangan dan tanggal untuk menunjukkan persetujuan dan implementasi dokumen ini.]

Contoh Dokumen Prosedur Inspeksi Sarana dan Peralatan Kerja

Prosedur Inspeksi Sarana dan Peralatan Kerja


1. Tujuan

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada karyawan tentang prosedur inspeksi sarana dan peralatan kerja guna memastikan keamanan dan kesehatan di tempat kerja.

2. Lingkup

Prosedur ini berlaku untuk semua sarana dan peralatan kerja yang digunakan di lingkungan kerja perusahaan.

3. Definisi

  • Sarana Kerja
    Sarana kerja merujuk kepada segala jenis peralatan, mesin, dan instalasi yang digunakan dalam proses produksi, perawatan, dan aktivitas lainnya di tempat kerja.
  • Peralatan Kerja
    Peralatan kerja mencakup segala jenis alat atau instrumen yang digunakan oleh karyawan dalam melaksanakan tugas mereka, seperti alat komputer, alat tulis, alat pengukur, dan sebagainya.
  • Inspeksi Rutin
    Inspeksi rutin adalah proses pemeriksaan berkala yang dilakukan secara terjadwal untuk memastikan keamanan dan kelayakan sarana serta peralatan kerja.
  • Tindakan Perbaikan
    Tindakan perbaikan merujuk kepada langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki atau mengganti sarana atau peralatan kerja yang ditemukan memiliki masalah atau kekurangan selama proses inspeksi.


4. Tanggung Jawab

  • Supervisor atau pengawas bertanggung jawab untuk melaksanakan inspeksi sarana dan peralatan kerja sesuai jadwal yang ditetapkan.
  • Karyawan yang menggunakan sarana dan peralatan kerja harus melaporkan setiap kejadian atau kondisi yang tidak aman.


5. Jadwal Inspeksi

  • Sarana dan peralatan kerja akan diinspeksi secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
  • Inspeksi tambahan akan dilakukan setelah terjadi perubahan signifikan pada sarana atau peralatan kerja.
  • Setiap kali ada keluhan atau laporan tentang keamanan sarana atau peralatan kerja, inspeksi akan segera dilakukan.


6. Prosedur Inspeksi

  • Periksa kondisi fisik sarana dan peralatan kerja, termasuk keausan, kerusakan, atau cacat lainnya.
  • Pastikan peralatan memiliki label keamanan dan informasi instruksi penggunaan yang jelas.
  • Uji fungsi peralatan kerja untuk memastikan kinerjanya sesuai dengan standar keselamatan.
  • Catat hasil inspeksi, termasuk temuan yang perlu diperbaiki atau diganti.


7. Tindak Lanjut

  • Jika ditemukan masalah atau kekurangan selama inspeksi, segera lakukan tindakan perbaikan atau penggantian.
  • Laporkan hasil inspeksi kepada atasan atau manajemen untuk koordinasi tindak lanjut yang diperlukan.


8. Pelatihan

Karyawan akan diberikan pelatihan tentang prosedur inspeksi dan penggunaan sarana serta peralatan kerja dengan aman.

9. Pemeliharaan Berkala

Sarana dan peralatan kerja yang telah lolos inspeksi akan dipelihara secara berkala sesuai dengan petunjuk penggunaan dan pemeliharaan yang ditetapkan.

10. Dokumentasi

Hasil inspeksi, tindak lanjut, dan catatan pemeliharaan akan didokumentasikan dengan baik dan tersedia untuk referensi dan audit.

11. Lampiran

  • Formulir Inspeksi Sarana dan Peralatan Kerja
  • Daftar Pemeriksaan Inspeksi Rutin
  • Instruksi Penggunaan Sarana dan Peralatan Kerja
  • Catatan Pemeliharaan Berkala
  • Contoh Label Keamanan


Tanda Tangan dan Tanggal

[Disertakan ruang untuk tanda tangan dan tanggal untuk menunjukkan persetujuan dan implementasi dokumen ini.]

Contoh Dokumen Prosedur Pemantauan Lingkungan Kerja

Prosedur Pemantauan Lingkungan Kerja


1. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk menjaga dan memantau kondisi lingkungan kerja agar sesuai dengan standar keselamatan, kesehatan, dan lingkungan yang ditetapkan, serta untuk mengidentifikasi dini potensi bahaya atau risiko.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup pemantauan parameter lingkungan kerja seperti kualitas udara, kebisingan, penerangan, suhu, kelembaban, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan kerja.

3. Definisi

  • Pemantauan Lingkungan Kerja: Kegiatan untuk mengukur, merekam, dan mengevaluasi parameter lingkungan kerja yang relevan.
  • Parameter Lingkungan Kerja: Termasuk kualitas udara, kebisingan, suhu, kelembaban, radiasi, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan pekerja.


4. Prosedur Pemantauan Lingkungan Kerja

4.1 Identifikasi Parameter Lingkungan Kerja yang Dapat Dipantau

  • Tentukan parameter lingkungan kerja yang perlu dipantau berdasarkan jenis industri, regulasi, dan risiko potensial.
  • Parameter yang umum dipantau meliputi kualitas udara, kebisingan, penerangan, suhu, kelembaban, dan radiasi.

4.2 Penempatan Alat Pemantau

  • Tempatkan alat pemantau di lokasi yang representatif dan strategis sesuai dengan parameter yang dipantau.
  • Pastikan alat pemantau terlindungi dari kerusakan fisik dan gangguan eksternal yang dapat memengaruhi hasil pemantauan.

 4.3 Pengukuran dan Perekaman Data

  • Lakukan pengukuran secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
  • Rekam data hasil pemantauan secara akurat dan lengkap, termasuk waktu pengukuran, lokasi, dan kondisi lingkungan saat pengukuran.

4.4 Evaluasi dan Analisis Data

  • Evaluasi data pemantauan untuk mengidentifikasi tren, pola, atau anomali yang dapat menunjukkan adanya masalah lingkungan kerja.
  • Analisis data untuk menilai kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan potensi risiko kesehatan.

4.5 Tindak Lanjut Terhadap Temuan

  • Jika hasil pemantauan menunjukkan adanya masalah atau pelanggaran, segera lakukan tindakan korektif untuk mengatasi masalah tersebut.
  • Laporkan temuan dan tindakan korektif kepada manajemen dan petugas K3.


5. Tanggung Jawab

  • Petugas K3
    • Menetapkan jadwal pemantauan lingkungan kerja dan memastikan alat pemantau berfungsi dengan baik.
    • Melakukan evaluasi dan analisis data pemantauan serta mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
  • Petugas Teknis
    • Bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan alat pemantau lingkungan kerja.
    • Melakukan pengukuran dan perekaman data sesuai prosedur yang ditetapkan.


6. Referensi

  • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) K3 perusahaan.


7. Lampiran

  • Daftar Parameter Lingkungan Kerja yang Dipantau
  • Jadwal Pemantauan Lingkungan Kerja
  • Contoh Data Pemantauan dan Analisis


Disusun oleh:
[Penanggung Jawab K3]
[Tanggal Penyusunan]

Contoh Dokumen Instruksi Keselamatan Penggunaan Tangga dan Scaffolding

Instruksi Keselamatan Penggunaan Tangga dan Scaffolding


1. Tujuan

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada karyawan tentang tindakan yang harus diambil untuk menggunakan tangga dan scaffolding dengan aman guna mengurangi risiko cedera atau kecelakaan.

2. Lingkup

Instruksi ini berlaku untuk semua karyawan yang menggunakan tangga dan scaffolding di tempat kerja perusahaan.

3. Persiapan Sebelum Penggunaan

  • Periksa kondisi tangga atau scaffolding sebelum digunakan. Pastikan tidak ada kerusakan atau keausan yang dapat mengurangi keamanan.
  • Pastikan tangga atau scaffolding ditempatkan pada permukaan yang rata dan stabil sebelum digunakan.
  • Periksa kondisi lingkungan sekitar, pastikan tidak ada hambatan atau gangguan yang dapat membahayakan penggunaan tangga atau scaffolding.


4. Prosedur Penggunaan Tangga

  • Gunakan tangga yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
  • Pastikan tangga ditempatkan dengan benar dan terkunci sebelum digunakan.
  • Hindari menggantungkan atau memasang barang-barang berat di tangga saat digunakan.
  • Selalu pegang tangga dengan kedua tangan saat naik atau turun.


5. Prosedur Penggunaan Scaffolding

  • Pastikan scaffolding telah dipasang dan dipasang dengan benar sesuai petunjuk penggunaan.
  • Gunakan perlengkapan pelindung diri seperti helm dan pengaman tubuh saat menggunakan scaffolding di ketinggian.
  • Hindari beban berlebihan di atas scaffolding dan pastikan tidak ada orang yang berdiri di luar batas yang aman.


6. Pemeliharaan dan Perawatan

  • Lakukan pemeriksaan rutin terhadap tangga dan scaffolding untuk memastikan keamanan penggunaan.
  • Laporkan segera kepada atasan jika ada kerusakan atau masalah pada tangga atau scaffolding.


7. Evakuasi dan Pertolongan Pertama

  • Jika terjadi kecelakaan atau cedera saat menggunakan tangga atau scaffolding, segera berikan pertolongan pertama dan hubungi petugas medis.
  • Pastikan karyawan mengetahui prosedur evakuasi darurat jika diperlukan.


8. Pelaporan dan Evaluasi

Setiap insiden atau kejadian yang terjadi selama penggunaan tangga atau scaffolding harus dilaporkan kepada atasan atau manajemen. Lakukan evaluasi untuk mengevaluasi keefektifan prosedur penggunaan dan identifikasi area untuk perbaikan.

9. Penyimpanan Dokumen

Dokumen ini harus tersedia untuk referensi dan pelatihan karyawan yang menggunakan tangga atau scaffolding. Simpan dengan baik dan perbarui jika diperlukan.

Tanda Tangan dan Tanggal

[Disertakan ruang untuk tanda tangan dan tanggal untuk menunjukkan persetujuan dan implementasi dokumen ini.]

Contoh Dokumen Instruksi Keselamatan Pemindahan Peralatan

Instruksi Keselamatan Pemindahan Peralatan


1. Tujuan

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada karyawan tentang tindakan yang harus diambil untuk melakukan pemindahan peralatan dengan aman dan mengurangi risiko cedera atau kecelakaan.

2. Lingkup

Instruksi ini berlaku untuk semua karyawan yang terlibat dalam pemindahan peralatan di area kerja perusahaan.

3. Persiapan Sebelum Pemindahan

  • Identifikasi peralatan yang akan dipindahkan dan pastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi yang layak untuk dipindahkan.
  • Lakukan pengecekan terhadap lingkungan sekitar, pastikan tidak ada hambatan atau rintangan yang dapat menghambat pemindahan.
  • Pastikan karyawan yang terlibat dalam pemindahan telah menerima pelatihan tentang teknik pemindahan yang aman.


4. Prosedur Pemindahan

  • Gunakan alat bantu yang sesuai untuk memindahkan peralatan yang berat atau besar.
  • Pastikan peralatan dipindahkan dengan hati-hati dan hindari gerakan yang tiba-tiba atau terburu-buru.
  • Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, sepatu pengaman, dan perlengkapan pelindung lainnya sesuai kebutuhan.


5. Komunikasi

Pastikan ada komunikasi yang jelas antara anggota tim yang terlibat dalam pemindahan. Gunakan isyarat atau komunikasi verbal untuk menghindari kebingungan atau kesalahan saat pemindahan berlangsung.

6. Pengaturan Ulang Peralatan

Setelah pemindahan selesai, pastikan peralatan diatur ulang dengan benar sesuai dengan petunjuk penggunaan. Periksa juga kembali keamanan peralatan setelah dipindahkan.

7. Pelaporan dan Evaluasi

Setiap insiden atau kejadian yang terjadi selama pemindahan peralatan harus dilaporkan kepada atasan atau manajemen. Lakukan evaluasi untuk mengevaluasi keefektifan prosedur pemindahan dan identifikasi area untuk perbaikan.

8. Penyimpanan Dokumen

Dokumen ini harus tersedia untuk referensi dan pelatihan karyawan yang baru terlibat dalam pemindahan peralatan. Simpan dengan baik dan perbarui jika diperlukan.

Tanda Tangan dan Tanggal

[Disertakan ruang untuk tanda tangan dan tanggal untuk menunjukkan persetujuan dan implementasi dokumen ini.]

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Instruksi Keselamatan Pemadaman Kebakaran

Instruksi Keselamatan Pemadaman Kebakaran


1. Tujuan

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan instruksi kepada seluruh karyawan tentang tindakan yang harus diambil dalam situasi pemadaman kebakaran guna menjaga keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

2. Lingkup

Instruksi ini berlaku untuk semua karyawan di seluruh area kerja perusahaan.

3. Tanggung Jawab

  • Karyawan harus mengikuti instruksi ini dengan teliti.
  • Supervisor bertanggung jawab memastikan bahwa karyawan di bawah pengawasannya memahami dan mematuhi instruksi ini.
  • Manajemen bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan pemadaman kebakaran yang diperlukan dan melakukan pelatihan pemadaman kebakaran secara berkala.


4. Prosedur Pemadaman Kebakaran

  • Jika terjadi kebakaran, segera aktifkan alarm kebakaran dan panggil petugas keamanan.
  • Jika aman untuk dilakukan, coba padamkan api menggunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia.
  • Jika api tidak dapat dikendalikan, segera tinggalkan area tersebut dan pastikan semua karyawan juga telah keluar.
  • Setelah evakuasi, karyawan harus berkumpul di titik pertemuan yang telah ditentukan.

5. Peralatan Pemadam Kebakaran

Perusahaan menyediakan peralatan pemadam kebakaran seperti:

  •     Tabung pemadam kebakaran berisi CO2 atau bahan kimia yang sesuai.
  •     Alat pemadam kebakaran portabel.
  •     Pakaian pelindung.


6. Pelatihan

Karyawan akan diberikan pelatihan pemadaman kebakaran secara berkala untuk memastikan kesiapan dan kesadaran terhadap prosedur keselamatan.

7. Pemeriksaan Rutin

Peralatan pemadam kebakaran akan diperiksa secara rutin oleh petugas yang ditunjuk untuk memastikan ketersediaan dan kelaikan pakai.

8. Revisi Dokumen

Dokumen ini dapat direvisi sesuai dengan perubahan kebijakan atau kebutuhan perusahaan. Versi terbaru akan selalu tersedia dan disebarkan kepada seluruh karyawan.

Tanda Tangan dan Tanggal

[Disertakan ruang untuk tanda tangan dan tanggal untuk menunjukkan persetujuan dan implementasi dokumen ini.]

Sabtu, 23 Maret 2024

Contoh Dokumen Prosedur Rencana Pemulihan Paska Keadaan Darurat

Prosedur Rencana Pemulihan Paska Keadaan Darurat

1. Pendahuluan

Rencana Pemulihan Paska Keadaan Darurat (RPKPD) merupakan langkah-langkah yang harus diikuti untuk mengembalikan operasional normal perusahaan setelah mengalami keadaan darurat seperti bencana alam, kebakaran, atau kejadian serius lainnya. Dokumen ini bertujuan untuk memastikan keamanan karyawan, pelanggan, dan aset perusahaan, serta meminimalkan dampak negatif akibat kejadian darurat.

2. Tujuan

Tujuan dari RPKPD adalah:

  •  Memastikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan masyarakat umum.
  •  Melindungi aset perusahaan dan lingkungan.
  •  Memulihkan operasional perusahaan dengan cepat dan efisien setelah kejadian darurat.
  •  Mengurangi dampak negatif terhadap reputasi perusahaan.

3. Ruang Lingkup

RPKPD ini mencakup langkah-langkah pemulihan pasca keadaan darurat, termasuk:

  • Identifikasi resiko dan kerentanan.
  • Prosedur evakuasi dan penyelamatan.
  • Pemulihan infrastruktur dan fasilitas.
  • Komunikasi dan koordinasi internal dan eksternal.
  • Pelaporan dan evaluasi kejadian.

4. Definisi

  • Keadaan Darurat: situasi yang mengancam keselamatan dan kesehatan karyawan serta menyebabkan gangguan signifikan terhadap operasi perusahaan.
  • Pemulihan Pasca Keadaan Darurat: serangkaian langkah yang diambil untuk memulihkan operasi normal perusahaan setelah keadaan darurat.

5. Tanggung Jawab

  • Manajer Keamanan dan Kesehatan Kerja: Bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi rencana pemulihan pasca keadaan darurat.
  • Kepala Bagian Operasional: Bertanggung jawab dalam pelaksanaan langkah-langkah pemulihan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

6. Langkah-Langkah Rencana Pemulihan Paska Keadaan Darurat

6.1 Identifikasi Resiko dan Kerentanan

  • Tinjau dan evaluasi resiko yang mungkin terjadi seperti bencana alam, kebakaran, serangan cyber, dan lain-lain.
  • Identifikasi kerentanan infrastruktur dan fasilitas perusahaan.
  • Lakukan pemetaan area rawan dan identifikasi prioritas pemulihan.

6.2 Prosedur Evakuasi dan Penyelamatan

  • Buat dan sebarkan panduan evakuasi kepada seluruh karyawan.
  • Lakukan latihan evakuasi secara berkala.
  • Pastikan adanya tim penyelamat yang terlatih dan peralatan penyelamatan yang memadai.

6.3 Pemulihan Infrastruktur dan Fasilitas

  • Lakukan pemantauan terhadap kondisi infrastruktur dan fasilitas.
  • Lakukan perbaikan dan pemulihan sesuai prioritas yang telah ditetapkan.
  • Pastikan tersedianya sumber daya dan tenaga kerja yang diperlukan untuk pemulihan.

6.4 Komunikasi dan Koordinasi

  • Tetapkan saluran komunikasi yang jelas dan efektif selama keadaan darurat dan pemulihan.
  • Koordinasikan dengan pihak terkait seperti pemadam kebakaran, pihak medis, otoritas terkait, dan pihak eksternal lainnya.
  • Berikan informasi terkini kepada karyawan, pelanggan, dan pihak terkait lainnya.

6.5 Pelaporan dan Evaluasi

  • Buat laporan kejadian dan pemulihan paska keadaan darurat secara terperinci.
  • Evaluasi proses pemulihan untuk identifikasi pembelajaran dan perbaikan di masa depan.
  • Lakukan pertemuan evaluasi dengan tim terkait untuk mendiskusikan hasil evaluasi dan rekomendasi perbaikan.

7. Referensi

  • Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja terkait.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) internal perusahaan terkait keadaan darurat.

8. Dokumen Pendukung

  • Rencana Evakuasi Darurat.
  • Daftar Kontak Penting (Emergency Contact List).
  • Peta Lokasi Pemadam Kebakaran dan Alat Pemadam lainnya.

9. Lampiran

  • Contoh Format Rencana Pemulihan Pasca Keadaan Darurat.
  • Contoh Format Laporan Evaluasi Pemulihan Pasca Keadaan Darurat.

10. Penutup

Rencana Pemulihan Paska Keadaan Darurat ini harus diupdate secara berkala sesuai dengan perkembangan perusahaan dan lingkungan sekitar. Setiap karyawan diharapkan memahami dan mengikuti prosedur ini dengan baik untuk memastikan keselamatan dan kelangsungan operasional perusahaan dalam situasi darurat.

Contoh Dokumen Prosedur Keselamatan Berkendara

Prosedur Keselamatan Berkendara

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Keselamatan merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam setiap aktivitas, termasuk dalam berkendara. Kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan kerugian besar baik secara materi maupun nyawa. Oleh karena itu, perusahaan ini telah menetapkan Prosedur Keselamatan Berkendara untuk memastikan bahwa setiap karyawan yang mengendarai kendaraan mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dokumen ini adalah untuk:

  • Mengurangi risiko kecelakaan berkendara.
  • Memastikan pengemudi dan penumpang menggunakan peralatan keselamatan dengan benar.
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara.

1.3 Lingkup

Prosedur Keselamatan Berkendara ini berlaku untuk semua karyawan perusahaan yang menggunakan kendaraan saat menjalankan tugas atau kegiatan yang terkait dengan pekerjaan. di perusahaan XYZ.

2. Definisi

2.1 Keselamatan Berkendara

Keselamatan berkendara adalah upaya untuk mencegah kecelakaan dan cedera saat mengemudi dengan menerapkan tindakan pencegahan yang meliputi perawatan kendaraan, penggunaan peralatan keselamatan, dan perilaku berkendara yang aman.

2.2 Peralatan Keselamatan Berkendara

Peralatan keselamatan berkendara meliputi helm, seat belt, jaket pelindung, dan peralatan lain yang direkomendasikan.

3. Tanggung Jawab dan Kewajiban

3.1 Tanggung Jawab Pemilik Kendaraan

  • Memastikan kendaraan dalam kondisi baik.
  • Melakukan pemeriksaan rutin dan perawatan kendaraan.

3.2 Tanggung Jawab Pengemudi

  • Memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) yang sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakan.
  • Memastikan diri menggunakan helm dan seat belt.
  • Mematuhi aturan lalu lintas dan kecepatan yang ditetapkan.

3.3 Tanggung Jawab Pengawas Keselamatan Berkendara

  • Melakukan inspeksi rutin terhadap kendaraan.
  • Memastikan pengemudi dan penumpang menggunakan peralatan keselamatan dengan benar.
  • Memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai keselamatan berkendara.
  • Memantau kepatuhan karyawan terhadap prosedur keselamatan berkendara.

4. Prosedur Keselamatan Berkendara

4.1 Pemeriksaan Rutin Kendaraan

    Pemeriksaan rem, lampu, klakson dan ban sebelum digunakan.

4.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

  •     Menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor.
  •     Menggunakan seat belt saat mengendarai mobil.

4.3 Pembatasan Kecepatan

    Mengikuti batas kecepatan yang ditetapkan.

4.4 Larangan Penggunaan Ponsel Saat Berkendara

    Dilarang menggunakan ponsel selama mengemudi.

4.5 Penanganan Darurat

    Mengikuti prosedur penanganan darurat saat terjadi kecelakaan.

5. Pelatihan dan Sosialisasi

5.1 Pelatihan Keselamatan Berkendara

  • Dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan berkendara.
  • Setiap karyawan yang menggunakan kendaraan wajib mengikuti pelatihan keselamatan berkendara secara berkala.

5.2 Sosialisasi Kebijakan Keselamatan Berkendara

Kebijakan keselamatan berkendara akan disosialisasikan kepada seluruh karyawan melalui berbagai media komunikasi yang tersedia. untuk memastikan pemahaman dan kepatuhan.

6. Evaluasi dan Pemantauan

6.1 Evaluasi Kondisi Kendaraan

  • Kondisi kendaraan akan dievaluasi secara rutin untuk memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan.
  • Dilakukan secara berkala oleh petugas terkait.

6.2 Pemantauan Kepatuhan Terhadap Prosedur

  • Dilakukan melalui pengawasan dan penilaian kinerja pengemudi.
  • Kepatuhan karyawan terhadap prosedur keselamatan berkendara akan dipantau secara berkala untuk menjamin keamanan dalam beraktivitas.

7. Tindak Lanjut

7.1 Tindakan Korektif dan Pencegahan

Jika terjadi pelanggaran terhadap prosedur keselamatan berkendara, akan dilakukan tindakan korektif dan pencegahan sesuai dengan kebijakan perusahaan.

8. Referensi

  • Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
  • Peraturan Kepolisian tentang Keselamatan Berkendara.
  • Standar Keselamatan Kendaraan Bermotor.

9. Lampiran

  • Panduan Perawatan Kendaraan.
  • Materi Pelatihan Keselamatan Berkendara.

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Pengoperasian Crane

Instruksi Kerja: Pengoperasian Crane

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada operator crane dalam menjalankan tugasnya dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar keselamatan.

2. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua operator crane yang bertugas di lingkungan perusahaan.

3. Referensi

  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Kerja Perusahaan terkait operasi crane.
  • Pedoman dan manual pengoperasian crane dari produsen crane yang digunakan.

4. Definisi

  • Crane: Alat berat yang digunakan untuk mengangkat, memindahkan, dan menempatkan benda-benda berat di lokasi yang ditentukan.
  • Operator Crane: Karyawan yang memiliki pelatihan dan kualifikasi untuk mengoperasikan crane dengan aman dan efisien.

5. Persiapan Sebelum Pengoperasian

5.1 Pemeriksaan Awal

  • Lakukan pemeriksaan awal pada crane sebelum digunakan untuk memastikan semua sistem dan komponen berfungsi dengan baik.
  • Periksa sistem kendali, rem, katrol, dan perlengkapan keselamatan seperti sabuk pengaman dan tali pengaman.

5.2 Persiapan Lingkungan Kerja

  • Pastikan area kerja bebas dari hambatan dan aman untuk operasi crane.
  • Identifikasi zona-zona larangan dan zona-zona khusus yang perlu diperhatikan selama pengoperasian.

5.3 Penyiapan Dokumen dan Perijinan

  • Periksa dokumen-dokumen perijinan dan izin kerja yang diperlukan sebelum memulai operasi.
  • Pastikan operator memiliki semua dokumen pengoperasian crane yang diperlukan.

6. Pengoperasian Crane

6.1 Start-Up Crane

  • Hidupkan crane sesuai dengan prosedur yang ditentukan dalam manual pengoperasian.
  • Periksa sistem kontrol dan pastikan semua instrumen pengukur berfungsi dengan baik.

6.2 Pemilihan Mode Operasi

  • Pilih mode operasi yang sesuai dengan tugas yang akan dilakukan (misalnya, angkat, tarik, atau pindahkan).
  • Atur kecepatan dan arah gerakan crane sesuai dengan kebutuhan operasi.

6.3 Pemindahan Beban

  • Lakukan pemeriksaan keamanan sebelum mengangkat atau memindahkan beban.
  • Gunakan teknik pengangkatan yang benar sesuai dengan jenis beban dan kapasitas crane.

6.4 Komunikasi

  • Pastikan komunikasi yang efektif dengan pengawas dan pekerja di area kerja.
  • Gunakan sinyal-sinyal tangan atau alat komunikasi lainnya sesuai dengan standar keselamatan.

7. Penutup Operasi

7.1 Shutdown Crane

  • Matikan crane setelah selesai operasi sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
  • Pastikan semua sistem crane dalam keadaan aman sebelum meninggalkan area kerja.

7.2 Pelaporan dan Evaluasi

  • Laporkan semua kejadian atau insiden yang terjadi selama operasi crane kepada atasan atau tim keselamatan kerja.
  • Lakukan evaluasi pasca-operasi untuk mengidentifikasi area-area perbaikan atau peningkatan dalam pengoperasian crane.

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

Instruksi Kerja: Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada karyawan dalam melakukan penyimpanan bahan kimia berbahaya dengan aman dan sesuai dengan standar keselamatan.

2. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua karyawan yang terlibat dalam kegiatan penyimpanan, penanganan, dan penggunaan bahan kimia berbahaya di lingkungan perusahaan.

3. Referensi

  • Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Kerja Perusahaan terkait bahan kimia.

4. Definisi

Bahan Kimia Berbahaya: Bahan-bahan kimia yang memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

5. Prosedur Kerja

5.1 Identifikasi Bahan Kimia

  • Identifikasi dan klasifikasikan bahan kimia berbahaya sesuai dengan label dan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang tersedia.
  • Pastikan penggunaan bahan kimia berbahaya hanya dilakukan oleh karyawan yang telah terlatih.

5.2 Penyimpanan yang Aman

  • Simpan bahan kimia berbahaya di tempat yang terpisah dari bahan-bahan lain yang tidak kompatibel.
  • Gunakan rak atau kabinet khusus yang tahan terhadap bahan kimia berbahaya dan sesuai dengan aturan penyimpanan yang ditetapkan.

5.3 Penandaan dan Labeling

  • Beri label dengan jelas pada setiap wadah bahan kimia berbahaya dengan informasi mengenai nama bahan, bahaya, tanggal kadaluarsa, dan instruksi penggunaan.
  • Pastikan semua label tetap terbaca dengan jelas dan tidak rusak.

5.4 Ventilasi dan Pengendalian Suhu

  • Pastikan ruang penyimpanan bahan kimia berbahaya memiliki ventilasi yang memadai untuk menghindari penumpukan gas berbahaya.
  • Jaga suhu ruang penyimpanan sesuai dengan persyaratan penyimpanan bahan kimia.

5.5 Penanganan Darurat

  • Siapkan kit penanganan darurat yang berisi peralatan pemadam kebakaran, perlengkapan pelindung diri (APD), dan informasi kontak darurat.
  • Latih karyawan dalam prosedur penanganan darurat, termasuk tindakan evakuasi dan pemadam kebakaran.

5.6 Pemantauan dan Inspeksi

  • Lakukan pemantauan rutin terhadap kondisi penyimpanan bahan kimia berbahaya.
  • Lakukan inspeksi berkala terhadap label, wadah, dan lingkungan penyimpanan untuk memastikan keamanan dan kelaikan bahan kimia.

6. Tindak Lanjut

Setiap insiden atau kejadian terkait penyimpanan bahan kimia berbahaya harus segera dilaporkan kepada atasan dan tim keselamatan kerja untuk tindakan lanjut dan evaluasi risiko.

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Keadaan Darurat

Instruksi Kerja: Keadaan Darurat

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada karyawan dalam menghadapi situasi darurat dengan cepat dan efektif untuk memastikan keselamatan dan kesehatan mereka.

2. Jenis-jenis Keadaan Darurat

  • Kebakaran
  • Gempa Bumi
  • Kebocoran Gas
  • Serangan Teroris
  • Kecelakaan Berat

3. Tindakan Prakondisi

Sebelum terjadi situasi darurat, lakukan tindakan prakondisi sebagai berikut:

  • Kenali jalur evakuasi dan titik kumpul yang ditentukan.
  • Pelajari prosedur darurat yang berlaku di perusahaan.
  • Siapkan perlengkapan keselamatan, seperti pelindung diri dan peralatan darurat.

4. Tindakan Selama Keadaan Darurat

4.1 Kebakaran

  • Jika terjadi kebakaran, segera aktifkan alarm kebakaran dan hubungi petugas pemadam kebakaran.
  • Jangan mencoba memadamkan api kecuali jika Anda telah terlatih dan aman untuk melakukannya.
  • Evakuasi ke area aman menggunakan jalur evakuasi yang telah ditentukan.
  • Hindari menggunakan lift dan pastikan membantu karyawan yang membutuhkan bantuan.

4.2 Gempa Bumi

  • Saat terjadi gempa bumi, lindungi kepala dan leher dengan menutupi dengan tangan atau benda keras.
  • Jangan panik dan hindari area dengan potensi reruntuhan atau pecahan kaca.
  • Setelah gempa berakhir, ikuti instruksi petugas keselamatan untuk evakuasi dan pengecekan kerusakan.

4.3 Kebocoran Gas

  • Jika tercium bau gas atau ada indikasi kebocoran, segera keluar dari area tersebut dan hindari penggunaan alat elektronik atau menyulut api.
  • Laporkan kebocoran kepada petugas teknisi atau pemadam kebakaran dan ikuti instruksi evakuasi.

4.4 Serangan Teroris

  • Jika terjadi serangan teroris, segera bersembunyi di tempat yang aman, seperti ruang perlindungan atau area terlindung.
  • Ikuti petunjuk keamanan yang disampaikan melalui pengeras suara atau pesan peringatan.
  • Tidak berusaha melawan kejahatan kecuali jika tidak ada pilihan lain untuk bertahan.

4.5 Kecelakaan Berat

  • Saat terjadi kecelakaan berat, segera lakukan tindakan pertolongan pertama jika memungkinkan dan pastikan keamanan diri sebelum membantu orang lain.
  • Hubungi tim medis atau layanan darurat sesegera mungkin dan berikan informasi yang jelas tentang lokasi dan jenis kecelakaan yang terjadi.

5. Tindakan Pasca Darurat

Setelah keadaan darurat berakhir, lakukan tindakan pasca darurat sebagai berikut:

  • Evaluasi situasi dan identifikasi kerusakan atau cedera yang terjadi.
  • Berikan pertolongan kepada korban jika memungkinkan atau bantu petugas medis dalam penanganan korban.
  • Lakukan rapat evaluasi pasca darurat untuk mengevaluasi respons dan pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian tersebut.

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Pekerjaa Menggerinda

Instruksi Kerja: Pekerjaa Menggerinda

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada karyawan dalam melakukan pekerjaan menggerinda dengan aman dan efisien.

2. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua karyawan yang melakukan pekerjaan menggerinda di lingkungan perusahaan.

3. Referensi

  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Kerja Perusahaan.
  • Panduan Peralatan dan Mesin Gerinda.

4. Definisi

Menggerinda: Proses menghaluskan atau membentuk benda kerja dengan menggunakan alat gerinda.

5. Prosedur Kerja

5.1 Persiapan Peralatan

  • Pastikan mesin gerinda dalam kondisi baik dan sesuai dengan standar keselamatan.
  • Gunakan perlengkapan pelindung diri (APD), seperti kacamata pelindung, pelindung telinga, dan sarung tangan pengaman.

5.2 Penyiapan Benda Kerja

  • Periksa benda kerja untuk memastikan tidak ada kerusakan atau cacat yang dapat menyebabkan bahaya saat dipotong atau digerinda.
  • Kencangkan benda kerja dengan benar pada meja penggiling untuk menghindari pergeseran saat proses pemotongan atau penggerindaaan.

5.3 Pengaturan Mesin

  • Atur kecepatan dan arah gerak mesin gerinda sesuai dengan jenis dan ukuran benda kerja.
  • Pastikan pengaturan sudut dan kedalaman pemotongan sesuai dengan kebutuhan.

5.4 Pelaksanaan Pekerjaan

  • Mulai mesin gerinda dan lakukan penggilingan dengan gerakan yang stabil dan terkendali.
  • Hindari menyentuh bagian pemotong saat mesin berjalan dan gunakan pegangan yang disediakan.

5.5 Pemeriksaan Hasil

  • Periksa hasil penggilingan untuk memastikan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
  • Singkirkan benda kerja yang memiliki cacat atau tidak memenuhi standar kualitas.

5.6 Penyimpanan Peralatan

  • Matikan mesin penggiling setelah selesai digunakan dan pastikan semua bagian dalam keadaan aman.
  • Simpan perlengkapan pelindung diri dan alat penggiling di tempat yang sesuai dan terorganisir.

6. Tindak Lanjut

Setiap insiden atau kejadian yang terjadi saat melakukan pekerjaan menggerinda harus segera dilaporkan kepada atasan dan tim keselamatan kerja untuk tindakan lanjut dan evaluasi risiko.

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Bekerja Pada Daerah Bahaya Radiasi

Instruksi Kerja: Bekerja Pada Daerah Bahaya Radiasi

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada karyawan dalam melakukan pekerjaan yang melibatkan bekerja pada daerah bahaya radiasi untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua karyawan yang melakukan pekerjaan yang melibatkan paparan radiasi di lingkungan perusahaan.

3. Referensi

  • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Kerja Perusahaan terkait radiasi.

4. Definisi

Daerah Bahaya Radiasi: Area di mana terdapat sumber radiasi yang dapat menyebabkan bahaya paparan radiasi berlebihan bagi kesehatan manusia.

5. Prosedur Kerja

5.1 Penilaian Risiko

Sebelum memulai pekerjaan, lakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya radiasi dan tindakan pencegahan yang perlu diambil.

5.2 Persiapan Peralatan

Pastikan semua peralatan yang diperlukan untuk bekerja pada daerah bahaya radiasi, seperti dosimeter personal, perisai radiasi, dan sarung tangan pelindung, dalam kondisi baik dan sesuai standar.

5.3 Pelatihan Karyawan

Seluruh karyawan yang akan bekerja pada daerah bahaya radiasi harus menjalani pelatihan keselamatan kerja terkait radiasi, termasuk pengenalan simbol radiasi, tindakan darurat, dan penggunaan peralatan pelindung diri (APD).

5.4 Pemeriksaan Daerah Radiasi

Sebelum memulai pekerjaan, lakukan pemeriksaan daerah radiasi untuk memastikan bahwa area tersebut aman dan sesuai dengan standar keselamatan saat bekerja pada daerah bahaya radiasi.

5.5 Penggunaan APD

Gunakan APD, seperti perisai radiasi, dosimeter personal, dan pakaian pelindung radiasi, dengan benar dan sesuai instruksi saat bekerja pada daerah bahaya radiasi.

5.6 Pengaturan Zona Radiasi

Pastikan zona radiasi dan akses terbatas sesuai dengan protokol keselamatan kerja untuk menghindari paparan radiasi berlebihan kepada karyawan dan orang lain yang tidak berkepentingan.

5.7 Komunikasi

Pastikan adanya komunikasi yang efektif antara karyawan yang bekerja pada daerah bahaya radiasi dan tim pengawas untuk koordinasi dan respons cepat dalam situasi darurat.

5.8 Pemantauan Kinerja

Lakukan pemantauan kinerja secara berkala untuk memastikan bahwa semua karyawan mematuhi prosedur keselamatan kerja saat bekerja pada daerah bahaya radiasi.

6. Tindak Lanjut

Setiap insiden atau kejadian yang terjadi saat bekerja pada daerah bahaya radiasi harus segera dilaporkan kepada atasan dan tim keselamatan kerja untuk tindakan lanjut dan evaluasi risiko.

Contoh Dokumen Instruksi Kerja: Bekerja Pada Daerah Tegangan Tinggi

Instruksi Kerja: Bekerja Pada Daerah Tegangan Tinggi

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada karyawan dalam melakukan pekerjaan yang melibatkan bekerja pada daerah tegangan tinggi untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua karyawan yang melakukan pekerjaan yang melibatkan bekerja pada daerah tegangan tinggi di lingkungan perusahaan.

3. Referensi

  • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Kerja Perusahaan.
  • Regulasi dan standar keselamatan terkait bekerja pada daerah tegangan tinggi.

4. Definisi

Daerah Tegangan Tinggi: Area di mana terdapat risiko tegangan listrik tinggi yang dapat menyebabkan kecelakaan atau bahaya serius bagi karyawan yang berada di sekitarnya.

5. Prosedur Kerja

5.1 Penilaian Risiko

Sebelum memulai pekerjaan, lakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya terkait tegangan tinggi dan tindakan pencegahan yang perlu diambil.

5.2 Persiapan Peralatan

Pastikan semua peralatan yang diperlukan untuk bekerja pada daerah tegangan tinggi, seperti alat pengaman, peralatan insulasi, dan alat pemutus arus, dalam kondisi baik dan sesuai standar.

5.3 Pelatihan Karyawan

Seluruh karyawan yang akan bekerja pada daerah tegangan tinggi harus menjalani pelatihan keselamatan kerja terkait bekerja pada tegangan tinggi, termasuk penggunaan peralatan pelindung diri.

5.4 Izin Kerja

Pekerjaan yang melibatkan bekerja pada daerah tegangan tinggi harus mendapatkan izin khusus dari otoritas yang berwenang sebelum dilaksanakan.

5.5 Penggunaan Peralatan Pelindung

Gunakan seluruh peralatan pelindung dengan benar dan sesuai instruksi. Pastikan alat pelindung diri seperti sarung tangan isolasi, helm, dan pelindung tubuh digunakan dengan tepat.

5.6 Komunikasi

Pastikan adanya komunikasi yang efektif antara karyawan yang bekerja pada daerah tegangan tinggi dan tim pengawas untuk koordinasi dan respons cepat dalam situasi darurat.

5.7 Pengendalian Lingkungan

Pastikan area sekitar daerah tegangan tinggi dalam keadaan aman dan terkendali. Hindari adanya benda atau kondisi yang dapat menimbulkan bahaya tambahan.

5.8 Pemantauan Kinerja

Lakukan pemantauan kinerja secara berkala untuk memastikan bahwa semua karyawan mematuhi prosedur keselamatan kerja saat bekerja pada daerah tegangan tinggi.

6. Tindak Lanjut

Setiap insiden atau kejadian yang terjadi saat bekerja pada daerah tegangan tinggi harus segera dilaporkan kepada atasan dan tim keselamatan kerja untuk tindakan lanjut dan evaluasi risiko.

Contoh Dokumen Intruksi Kerja: Berkerja Pada Ketinggian

Intruksi Kerja: Berkerja Pada Ketinggian

1. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada karyawan dalam melakukan pekerjaan yang melibatkan bekerja pada ketinggian untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua karyawan yang melakukan pekerjaan yang melibatkan bekerja pada ketinggian di lingkungan perusahaan.

3. Referensi

  • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Kerja Perusahaan.

4. Definisi

Bekerja Pada Ketinggian: Melakukan kegiatan kerja di tempat yang memiliki risiko jatuh atau kecelakaan akibat ketinggian, seperti pada atap, tangga, atau platform tinggi.

5. Prosedur Kerja

5.1 Penilaian Risiko

Sebelum memulai pekerjaan, lakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang perlu diambil.

5.2 Persiapan Peralatan

Pastikan semua peralatan yang diperlukan untuk bekerja pada ketinggian, seperti tali pengaman, helm, dan pengaman jatuh, dalam kondisi baik dan sesuai standar.

5.3 Pelatihan Karyawan

Seluruh karyawan yang akan bekerja pada ketinggian harus menjalani pelatihan keselamatan kerja terkait bekerja pada ketinggian, termasuk penggunaan peralatan pengaman.

5.4 Pemeriksaan Lokasi Kerja

Sebelum memulai pekerjaan, lakukan pemeriksaan lokasi kerja untuk memastikan bahwa area tersebut aman dan sesuai dengan standar keselamatan.

5.5 Penggunaan Peralatan Pengaman

Gunakan seluruh peralatan pengaman dengan benar dan sesuai instruksi. Pastikan tali pengaman terpasang dengan kuat dan pengaman jatuh digunakan jika diperlukan.

5.6 Komunikasi

Pastikan adanya komunikasi yang efektif antara karyawan yang bekerja pada ketinggian dan tim pengawas untuk koordinasi dan respons cepat dalam situasi darurat.

5.7 Pemantauan Kinerja

Lakukan pemantauan kinerja secara berkala untuk memastikan bahwa semua karyawan mematuhi prosedur keselamatan kerja saat bekerja pada ketinggian.

6. Tindak Lanjut

Setiap insiden atau kejadian yang terjadi saat bekerja pada ketinggian harus segera dilaporkan kepada atasan dan tim keselamatan kerja untuk tindakan lanjut dan evaluasi risiko.

Contoh Dokumen Manual Sistem Manajemen Keselamtan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Manual Sistem Manajemen Keselamtan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

I. Pendahuluan

1.1 Tujuan

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan.

1.2 Ruang Lingkup

Dokumen ini mencakup prosedur-prosedur, kebijakan, dan praktik terkait dengan manajemen K3 di lingkungan perusahaan.

1.3 Referensi

  • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP) Perusahaan.
  • Buku Panduan K3 dari Kementerian Tenaga Kerja.

1.4 Istilah dan Definisi

  • Keselamatan Kerja: Upaya untuk mencegah kecelakaan dan cedera di tempat kerja.
  • Kesehatan Kerja: Fokus pada upaya menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan di lingkungan kerja.
  • Sistem Manajemen K3: Pendekatan terstruktur untuk mengelola risiko K3 di perusahaan.

II. Profile Perusahaan

2.1 Profile Perusahaan

Perusahaan ABC adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi elektronik sejak tahun 1990. Visi kami adalah menjadi pemimpin industri dalam hal inovasi dan keselamatan kerja.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi kami terdiri dari Direksi, Divisi Produksi, Divisi Keuangan, dan Divisi K3. Setiap divisi memiliki tanggung jawab masing-masing terkait K3, seperti Divisi Produksi bertanggung jawab atas implementasi SOP K3 di lini produksi.
 

III. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan

3.1 Tujuan Penerapan SMK3L

Tujuan utama kami dalam menerapkan SMK3L adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua karyawan, kontraktor, dan pengunjung perusahaan.

3.2 Faktor Keberhasilan

Beberapa faktor keberhasilan implementasi SMK3L di perusahaan kami meliputi komitmen manajemen, partisipasi aktif karyawan, pelatihan K3 yang berkala, pemantauan kinerja secara rutin, dan keterlibatan semua pihak terkait.

3.3 Lima Prinsip SMK3

  • Kepemimpinan yang Kuat
    Komitmen tinggi dari manajemen untuk menciptakan budaya K3 yang baik.
  • Keterlibatan Karyawan
    Partisipasi aktif karyawan dalam identifikasi risiko dan implementasi tindakan pencegahan.
  • Penilaian Risiko
    Pengidentifikasian risiko secara sistematis dan evaluasi terhadap kontrol yang ada.
  • Pengendalian Risiko
    Implementasi kontrol yang efektif untuk mengurangi risiko K3.
  • Evaluasi Kinerja
    Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 secara berkala untuk melakukan perbaikan terus-menerus.

Contoh Dokumen Prosedur Keadaan Darurat

Prosedur Keadaan Darurat


1. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dan respons yang tepat dalam menghadapi keadaan darurat di tempat kerja guna melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja serta aset perusahaan.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup identifikasi jenis-jenis keadaan darurat, langkah-langkah respons darurat, peran dan tanggung jawab personel, evakuasi, komunikasi, dan evaluasi pasca-kejadian.

3. Jenis Keadaan Darurat


    Kebakaran
    Kecelakaan Kerja Berat
    Bencana Alam (gempa bumi, banjir, dll.)
    Kedaruratan Medis
    Serangan Teroris atau Ancaman Keamanan

4. Prosedur Respons Darurat

4.1 Pemberitahuan dan Pengaktifan Alarm

  • Setiap keadaan darurat harus segera dilaporkan kepada personel yang bertanggung jawab dan petugas K3.
  • Aktifkan alarm darurat untuk memberi tahu seluruh karyawan tentang keadaan darurat yang terjadi.

4.2 Penilaian Situasi

  • Evaluasi jenis dan skala keadaan darurat untuk menentukan langkah-langkah respons yang diperlukan.
  • Identifikasi risiko potensial dan area terdampak.

4.3 Panggilan Pertolongan

  • Segera hubungi pihak-pihak yang dapat memberikan pertolongan darurat seperti pemadam kebakaran, polisi, ambulans, atau tim darurat perusahaan.
  • Berikan informasi lengkap dan jelas mengenai lokasi dan sifat keadaan darurat kepada pihak yang dipanggil.

 4.4 Evakuasi

  • Jalankan prosedur evakuasi sesuai dengan rencana darurat yang telah disusun sebelumnya.
  • Bantu pekerja yang memerlukan bantuan tambahan dalam proses evakuasi.

4.5 Komunikasi dan Koordinasi

  • Tetap menjaga komunikasi yang efektif antara personel yang terlibat dalam respons darurat.
  • Koordinasikan tindakan dengan pihak eksternal seperti layanan darurat dan otoritas terkait.

5. Tanggung Jawab

  • Manajer K3
    • Menetapkan rencana darurat dan melatih karyawan tentang prosedur respons darurat.
    • Memimpin koordinasi dan evaluasi pasca-kejadian.
  • Petugas K3
    • Bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur respons darurat dan pemantauan situasi keadaan darurat.
    • Memberikan bimbingan dan koordinasi kepada karyawan dalam menjalankan tindakan respons.
  • Karyawan
    • Mengikuti instruksi dan prosedur respons darurat dengan disiplin dan cepat.
    • Melaporkan keadaan darurat yang terjadi kepada petugas K3 atau personel yang bertanggung jawab.

6. Referensi

  • Rencana Darurat Perusahaan
  • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

7. Lampiran

  • Peta Evakuasi dan Jalur Keluar Darurat
  • Kontak Darurat dan Daftar Nomor Penting
  • Contoh Pemberitahuan dan Pengaktifan Alarm


Disusun oleh:
[Penanggung Jawab K3]
[Tanggal Penyusunan]

Contoh Dokumen Prosedur Kalibrasi Alat Ukur Lingkungan Kerja

Prosedur Kalibrasi Alat Ukur Lingkungan Kerja

1. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk menetapkan langkah-langkah kalibrasi yang harus dilakukan secara berkala terhadap alat ukur lingkungan kerja guna memastikan akurasi dan keandalan hasil pengukuran.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup identifikasi alat ukur yang perlu dikalibrasi, frekuensi kalibrasi, proses kalibrasi, tindak lanjut terhadap temuan, dan dokumentasi hasil kalibrasi.

3. Definisi

  • Kalibrasi: Proses mengukur dan membandingkan hasil pengukuran alat dengan standar yang diketahui untuk menentukan akurasi alat.
  • Alat Ukur Lingkungan Kerja: Termasuk termometer, anemometer, dosimeter, gas detector, dan alat ukur lingkungan lainnya.

4. Prosedur Kalibrasi Alat Ukur Lingkungan Kerja

4.1 Identifikasi Alat Ukur yang Perlu Dikalibrasi

  • Tentukan jenis alat ukur lingkungan kerja yang perlu dikalibrasi, seperti termometer, anemometer, atau gas detector.
  • Catat tanggal terakhir kalibrasi untuk setiap alat ukur.

4.2 Frekuensi Kalibrasi

  • Tentukan frekuensi kalibrasi berdasarkan standar produsen, regulasi, dan kebutuhan pengukuran yang akurat.
  • Biasanya, alat ukur lingkungan kerja dikalibrasi setiap 6 bulan atau sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

4.3 Proses Kalibrasi

  • Siapkan standar kalibrasi yang telah teruji dan terverifikasi untuk setiap jenis alat ukur.
  • Lakukan kalibrasi sesuai dengan instruksi dan prosedur yang disarankan oleh produsen alat atau standar yang berlaku.

4.4 Tindak Lanjut Terhadap Temuan

  • Jika hasil kalibrasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian atau masalah pada alat ukur, lakukan tindakan perbaikan atau penggantian alat yang diperlukan.
  • Pastikan alat yang telah diperbaiki atau diganti telah melalui proses verifikasi dan validasi sebelum digunakan kembali.

4.5 Dokumentasi Hasil Kalibrasi

  • Catat hasil kalibrasi, tanggal kalibrasi, identifikasi alat yang dikalibrasi, dan nama petugas yang melakukan kalibrasi.
  • Simpan catatan kalibrasi secara teratur dan mudah diakses untuk pemeriksaan dan audit.

5. Tanggung Jawab

  • Petugas K3
    • Menetapkan jadwal dan mengoordinasikan proses kalibrasi alat ukur lingkungan kerja.
    • Memastikan semua alat ukur dikalibrasi sesuai dengan frekuensi yang ditetapkan.
  • Petugas Teknis
    • Melakukan proses kalibrasi dengan cermat dan akurat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
    • Melakukan tindakan perbaikan atau penggantian alat jika diperlukan setelah evaluasi hasil kalibrasi.

6. Referensi

  • Standar Operasional Prosedur (SOP) K3 perusahaan.
  • Standar kalibrasi dari produsen alat ukur.

7. Lampiran

  • Daftar Alat Ukur yang Dikalibrasi
  • Standar Kalibrasi untuk Setiap Alat Ukur
  • Catatan Hasil Kalibrasi


Disusun oleh:
[Penanggung Jawab K3]
[Tanggal Penyusunan]

Contoh Dokumen Bukti Pelatihan Pengelola Dokumen K3

Bukti Pelatihan Pengelola Dokumen K3 Informasi Umum: Nama Peserta: [Nama Peserta Pelatihan] Jabatan: [Jabatan Peserta Pelatihan] ...